INDAHNYA PERSAHABATAN DI SEKOLAH oleh Muh. Iqbal Daud
Azan subuh berkumandang, angin sejuk menyapa. Seperti
biasa, setelah sholat aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Hari ini hari
Senin, upacara telah menanti. Hari ini adalah hari dimana aku bertugas sebagai pemimpin
upacara. Becak sudah menunggu di depan rumah. Pak Amin selalu menjemputku tepat
waktu.
Setelah sarapan
dan berpamitan aku bergegas menaiki becak untuk berangkat ke sekolah.
Setibanya disimpang jam, tiba-tiba becak berhenti.
“Ada apa Pak?
“, aku bertanya.
“ Bannya bocor nak “ , kata pak Amin.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 wib, artinya 15 menit
lagi upacara akan dimulai. Masih terlalu pagi untuk bengkel motor buka. Dalam hatiku
apakah aku akan terlambat sekolah atau tidak, sambil berdoa dalam hati akan
adanya sebuah pertolongan yang dapat mengantarku tepat waktu ke sekolah.
” Tiiiiiinnnn…..” tiba-tiba bunyi klakson
mengejutkanku. Ternyata ada mobil menghampiriku.
“ Hei Iqbal, kenapa berhenti disitu?” seorang anak
bertanya.
“ Eh Rizwan, ini becaknya bocor ban.” timpaku.
“ Ooo..kalau begitu berangkat bersamaku aja yuk !”
ajak Rizwan.
“ Boleh, makasih banyak ya Rizwan” jawabku.
“ Pak Amin, nanti jangan lupa jemput saya disekolah
jam 2 ya Pak, “ ucapku kepada pak Amin mengingatkan.
Rizwan adalah kawan satu kelasku dan kami duduk
bersebelahan. Dia adalah murid pindahan dari salah satu SD di Bogor. Pertemuan
pertama kami diawali saat Rizwan pertama kali masuk sekolah pada pertengahan
semester dan ditempatkan dikelas ku. Saat itu dia sangat pemalu, dan banyak
materi pelajaran yang ketinggalan. Lalu aku membantunya dengan meminjamkan
catatanku. Sejak saat itu kami menjadi dekat dan sering bermain bersama. Walaupun
Rizwan adalah anak orang berada, namun ia tidak pernah sombong terhadap sesama.
Pukul 06.55 wib aku sampai ke sekolah, dengan bergegas
turun dari mobil Rizwan.
“ Terima kasih ya Rizwan, aku duluan ya karena hari
ini aku menjadi petugas upacara,” kataku
“ Oke bal, nanti kita ketemu dikelas ya !” jawab
Rizwan
Aku pun mempercepat langkahku masuk ke kantor untuk
mengambil pelengkapan upacara.
“ Alhamdulillah, hari ini semua lancar. Terima kasih
ya Allah” syukurku dalam hati.
Setelah selesai upacara akupun masuk kelas, dan
belajar seperti biasa. Pada saat jam istirahat aku, Rizwan dan teman lain
keluar kelas. Ada yang jajan, ada yang berlarian dan ada yang duduk sambil
memakan bekal yang dibawa dari rumah. Pada saat itu, ku lihat Rizwan hanya
duduk termenung.
“Rizwan, kenapa kamu tidak makan bekal mu atau beli
jajan? Apa kamu tidak bawa makanan atau tidak bawa uang ? “ tanyaku.
“ Aku lupa bawa bekal dan tidak bawa uang jajan” jawab
Rizwan sedih.
“ Yuk, makan bersama ku, aku ada bawa makanan lumayan
banyak. “ ajakku.
“ Baiklah Iqbal, terimakasih ya” jawabnya lagi.
Selesai jam istirahat, bel berbunyi dan kami masuk
kelas untuk melanjutkan pelajaran. Setelah jam pelajaran selesai, aku dan
Rizwan bersiap-siap untuk pulang. Rizwan dijemput supirnya dan aku dijemput Pak
Amin dengan becaknya.
Begitulah indahnya persahabatanku dan Rizwan di sekolah. Kami selalu membantu dan mengingatkan apabila ada salah. Aku pernah membaca kalimat bijak, “Apa yang kita alami demi teman terkadang melelahkan dan menjengkelkan, namun itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai keindahan.”
M. Iqbal Daud
Kelas 4 Sa’id bin Zaid